Cari Blog Ini

Al-Fatihah dan maknanya


   Alfatihah atau ummul qur’an merupakan satu surat yang terletak di awal kitab suci al-quran juga menjadi penentu bagi keabsahan sholat seseorang. Para mufassir memberikan perhatian khusus untuk surat yang satu ini terutama para imam madzhab yang empat, dalam kitab tafsir munir karangan imam nawawi albantani beliau menjelaskan bahwa ada silang pendapat tentang posisi urutan ayat dari ketujuh ayat yang terkandung di dalamnya.
    Menurut beliau bahwa apabila basmallah termasuk menjadi salah satu ayat dari surat tersebut maka ayat ketujuhnya adalah shirotholladzina .. sementara apabila basmallah bukan bagian dari al-fatihah maka ghoiril maghdhubi ‘alaihim ...  menjadi ayat terakhir dari surat dimaksud.
Terlepas dari perbedaan yang ada beliau memberikan underline dari sisi kandungan makna yang terkandung dalam surat tersebut, menurut beliau bahwa dalam surat al-fatihah terkandung empat jenis ilmu :
  1.  Ilmu ushul (pokok), dalam bagian awal ini mencakup, Pertama; ilahiah (ketuhanan) yang tergambar dari ayat alhamdulillah robbil ‘alamien, kedua; nubuwwat (kenabian) yang tergambar dari ayat alladzina an’amta ‘alaihim, ketiga; daarul akhirat (tempat akhirat) yang tergambar dari ayat maaliki yaumiddin.
  2. Ilmu furu (cabang) dan yang paling utama dari ilmu furu ini adalah masalah ibadah baik ibadah maaliyah atau ibadah badaniyah dan keduanya ini terbelah dalam urusan kehidupan keseharian; muamalah (transaksi), munakahat (pernikahan) dan hal-hal lain yang bernuansa hukum yang menuntut pada implementasi hukum baik larangan maupun perintah.      
  3. Ilmu tahshilil kamaalat (peningkatan kesempurnaan hidup) yang dimaksud adalah ilmu etika, budi pekerti seperti istiqomah dalam track kehidupan seperti yang manifestasikan dalam ayat iyyaka nasta’in, dan masalah syariat semuanya terkemaskan dalam ayat shirotol mustaqim.        
  4. Ilmu qoshoshi wal akhbari (kisah dan berita masa lalu) seperti orang yang berbahagia dari kalangan nabi dan lain-lain dalam ayat alladzina an’amta ‘alaihim, dan orang-orang celaka dari kelompok kafir dalam ayat ghoril maghdzubi ‘alaihim walladzdzolliin
Lebih lanjut beliau memberikan kupasan lebih detil dari sisi makna yang terkandung dalam keseluruhan ayat surat al-fatihah. Sebagaimana kita mafhumi bersama sebagian ulama menyatakan bahwa seluruh isi kandungan al-qur’an bermuara pada basmallah, senada dengan itu syeikh nawawi menyatakan bahwa huruf ba berarti bahaaulloh atau kemurahan alloh, sin artinya keluhuran allah sehingga tidak ada yang mampu meluhuri NYA, mim berarti mulkuhu atau kerajaan Allah, Dia maha kuasa atas segala sesuatu. Huruf baa pada awal penamaannya berarti baariun (pemaaf), bashirun ( maha melihat), sin awal penamaannya berarti samiiun (maha mendengar), mim awal penamaannya berarti majiidun (maha gigih) dan Malik (raja) alif awal penamaannya berarti allah, lam awal penamaannya berarti lathif (maha lembut), haa awal penamaannya berarti haadin (pemberi hidayah), raa berarti rozzaq (pemberi rizqi), haa berarti haliim (maha hati-hati) nun berarti naafi’ (maha pemberi manfaat) atau nur (cahaya).
Sementara alhamdulillah mengindikasikan bersyukur kepada Allah atas semua nikmat yang telah diberikan kepada segenap hamba-hamba NYA yang telah mendapatkan hidayah iman, robbil ‘alamien mengandung pemahaman yang menciptakan makhluk, memberi rizqi mereka dan mengalihkan dari satu situasi ke siatuasi lainnya. Arrohman artinya yang maha penyayang atas orang yang berbuat baik dan jahat dengan rizqi dan memproteksi mereka dari segala hal yang dapat menghancurkan kehidupan mereka. Arrohim berarti yang menutupi dosa-dosa mereka di dunia dan menyayangi mereka di akhirat dengan surgaNYA. Maaliki yaumiddin dengan menambah alif di antara mim dan lam menurut imam ‘ashim, kisaai dan ya’qub berarti pendayaguna seluruh urusan yang terjadi pada hari kiamat sebagaimana firmanya yauma laa tamliku nafun linafsin syaia wal amru yaumaidzin lillah artinya pada hari itu setiap person tidak bisa menguasai dirinya sedikitpun dan segala urusan hanya Allah yang mengaturnya.

Sementara menurut sebagian ulama lainnya tidak ada alifnya sebagai mana pada surat annas artinya pendayaguna urusan kiamat dengan pendekatan perintah dan larangan. Iyyaka na’budu (kami tidak beribadah kepada selain allah). Waiiyaka nasta’in (hanya kepadamu lah kami mohon pertolongan maka tidak ada daya untuk menjauhi kemaksiatan kecuali atas intervensimu dan tidak ada kekuatan untuk selalu thoat kecuali dengan taufiqmu. Ihdinash shirotol mustaqim (tambahilah kami hidayah menuju agam islam. Shirotol ladzina an’amta ‘alaihim (agama yang engkau anugerahkan agama kepada mereka seperti para nabi, shodiqin, syuhada dan sholihin). Ghoiril maghdhubi ( selain agama yahudi yang telah benci). ‘alaihim walaa dzollin (selain agama nasroni yang telah sesat jauh dari agama islam).     (Aceng Muhyi)